Cerita Masa Lalu

Disuatu Hari yang Kelam

Pagi itu saat embun bertamu, tak ada firasat apapun kecuali aku telat. Alarm jam tua itupun mulai berteriak dengan suara sengaunya. Namun aku malah mematikannya dan kembali ke dunia mimpi. Ingin kubuka kelopak mata ini tetapi berat sekali. Akupun tertidur kembali untuk beberapa saat.

Sinar sang surya mulai menyinari sebagian sudut kamarku. Akhirnya aku terbangun dan beranjak dari kasur lapuk itu karena seraya suara sang bunda menggema disetiap sudut ruangan. Aku mulai masuk ke dalam ruangan lembap untuk membersihkan diri. Tanpa ritual – ritual tertentu aku mulai membersihkan diri di ruangan tersebut.

Setelah beberapa saat, aku sudah siap untuk menuntut ilmu. Akupun tidak lupa untuk selalu berpamitan kepada kedua orang tua. Disepanjang perjalanan, dari utara ke barat, aku hanya mengeluh, tegang dan cemas. Aku tak tahan lagi denagn kendaraan yang aku naiki. Ia hanya bisa berjalan tersendat – sendat 5km/jam, sedangkan waktuku tinggal 20 menit lagi. Mulutku hanya bisa komat – kamit sehingga mengundang reaksi tak bersahabat dari seorang gadis terpelajar yang duduk di depanku.

Lama ku bersabar tetapi sepertinya aku bersabar selama 1 dekade. Akhirnya kendaraan itupun berhenti tepat di depan tempat mencari ilmu itu. Akupun berlari sekencang – kencangnya agar cepat sampai ke kelas. “Oh,tidak! Hari ini hari Kamis!”. Aku baru sadar bahwa hari ini ada guru yang paling kubenci. Langkahku mulai diperkecil karena aku terus membayangkan wajah sang guru itu bila mengetahui salah satu anak didiknya datang terlambat.

Saat aku tiba ke tempat mencari ilmu itu, tiba – tiba sang guru itu sudah ada dihadapanku tepatnya di depan mukaku. “Pasti aku akan dimarahi.”gumamku. Tetapi untungnya sang guru itu tidak memakai kaca mata. Kalau beliau tak memakai kacamata. Kalau beliau tak memakai kacamata maka beliau tidak bisa melihat dengan jelas. Untungnya lagi beliau menderita rabun dekat.

Akupun langsung mengambil langkah seribu. Aku tersengal – sengal ketika masuk ke dalam kelas. Kulihat tak ada guru di kelasku. Aku sangat beruntung saat itu tetapi sayangnya ada beberapa teman yang melihat sinis kepadaku seakan mereka ingin melaporkanku kepada guru yang paling kubenci itu.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Cerita Masa Lalu"

Posting Komentar

Copyright 2009 Cicha Chocolate Says
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates